Penilaian Jabfung Tak Lagi Gunakan Angka Kredit

Dibuat pada 13 Mei 2014

JAKARTA – Pemerintah akan merevisi sistem penilaian prestasi kerja pejabat fungsional yang selama ini menggunakan dasar angka kredit. Pasalnya, kenaikan level jabatan fungsional belum sepenuhnya mencerminkan kenaikan level kompetensi.
Demikian dikatakan oleh Deputi SDM Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmadja, saat membuka rapat koordinasi instansi pembina jabatan fungsional, di Jakarta Selasa (13/05). “Untuk menjamin obyektivitas, penilaian akan dilakukan oleh tim penilai kinerja instansi,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, kinerja pejabat fungsional yang digambarkan dengan angka kredit acap kali tidak dapat memberikan gambaran tentang kinerja sesungguhnya. Kenyataan itu menyebabkan jabatan fungsional lebih banyak memberikan keuntungan kepada pemangku jabatan ketimbang kepada organisasi.

Penilaian kinerja pejabat fungsional sesuai Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), didasarkan pada sasaran kinerja pegawai dan perilaku kinerja. Sedangkan hasil kerja, diukur dengan kontrak kinerja jabatan fungsional yang harus dicapai dalam satu tahun.

Asdep Standardisasi Jabatan dan Pengembangan Kompetensi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nadimah mengatakan, ke depan penilaian prestasi kinerja pejabat fungsional akan dilakukan melalui perencanaan kinerja pada tingkat individu yang merupakan jabaran dari rencana kinerja unit atau organisasi.

Dalam hal ini, tim penilai akan membantu melakukan penilaian kompetensi pejabat fungsional di bidang fungsi tersebut. “Penilaian memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku pejabat fungsional,” ujarnya.

Konsep sistematika jabatan fungsional berdasarkan Undang-Undang ASN, sebenarnya sebagai penyedia sarana pembinaan karier, meningkatkan kompetensi dan profesionalitas PNS, serta meningkatkan kinerja unit atau organisasi. Selain itu, lanjut Nadimah, nama jabatan fungsional tidak lagi menggunakan nomenklatur dengan angka kredit, karena menyesuaikan dengan pengaturan yang penilaiannya pada prestasi kerja berdasarkan kontrak kinerja.

Rakor pembahasan pengembangan jabatan fungsional sesuai dengan UU ASN dan RPP jabatan fungsional ASN ini dihadiri oleh pejabat dari masing-masing unsur kepegawaian, organisasi, dan pembina teknis jabatan fungsional kementerian dan lembaga.(bby/HUMAS MENPANRB)

Sumber : http://menpan.go.id/berita-terkini/2448-penilaian-jabfung-tak-lagi-gunakan-angka-kredit

Kombinasi pakan-larva selais

dapat dilihat pada http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JT/article/view/258 Jurnal Terubuk Edisi Juli 2010

PENGARUH KOMBINASI PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSAN HIDUP LARVA IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus)

By

Yurisman dan Benny Heltonika

 

ABSTRACT

 

            This research was conducted from September to October 2008 in Fish Seeding and Hatchery Laboratory Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau. The aim of the research was to know the effect of the several combination feed on the growth and survival rate of Ompok hypophthalmus larvae.

A complete random design was applied with five treatments and three replications : no combination (Artemia sp), combination Artemia sp and prawn pellet, Artemia sp and egg yolk, Artemia sp and tubifex sp, Artemia sp, egg yolk, Tubifex sp and prawn pellet. The result showed that the best treatment was feeding with combination Artemia sp and Tubifex sp, larvae produced were 1,329 gr/ 30 day, 60,5 mm/30 day and survival rate 75%. The water quality conditions were : water temperature 280 C, pH 5-6, dissolved oxygen 3,9- 5.6 mg/l.

Key words : Combination feed, Larvae,Ompok hypophthalmus

Perubahan Morfo-anatomi dan energi untuk reproduksi ikan Senggaringan

Jurnal dapat dilihat pada : http://iktiologi-indonesia.org/index.php?option=com_content&view=article&id=124&Itemid=124

Perubahan morfo-anatomi dan penyimpanan energi pada fase perkembangan gonad ikan senggaringan, Mystus nigriceps (Valenciennes,  1840) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah [Morpho-anatomical changes and energy storage during gonadal development of twospots catfish, Mystus nigriceps (Valenciennes, 1840) in Klawing River, Purbalingga, Central Java]

Ridwan Affandi1,, Benny Heltonika2, Iman Supriatna3
1Departemen Manajemen Sumber Daya  Perairan, FPIK IPB
2Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNRI
3Fakultas Kedokteran Hewan-IPB

Departemen Manajemen Sumber Daya  Perairan, FPIK IPB
Jln. Agatis, Kampus IPB Dramaga
e-mail: affandi_ridwan@yahoo.com

Diterima: 14 Desember 2010; Disetujui: 18 Oktober 2011

Abstract
A research to explore morpho-anatomcal changes and energy storage on various organs during gonadal development of twospots catfish, Mystus nigriceps was carried out in Klawing River, Purbalingga, Central Java. Morpho-anatomical parameter  e.g.  condition  factor, viscera  somatic  index, adipose  fin  index,  hepato  somatic  index, gonado  somatic  index; and energy content of muscle of dorsal region, visceral organ, adipose fin, liver, and gonad tissue were measured based on gonad development stages. The results showed that morpho-anatomy and energy content in tissues have changed during the period of gonadal development. Moreover, there were a process of storage, transfer and transformation of energetic substances for gonad maturation and spawning activities.

Keywords: energetic substances, morpho-anatomical changes, energy storage, gonadal development.

Ternyata anjing pun lebih terbirit-birit larinya

membangkitkan kenangan lama di kampus ini

Kejadian ini terjadi pada tahun 2003. Dalam sebuah kajian akhir tahun UKMI (unit kegiatan mahasiswa islam) Fakultas kami, yang mengangkat tema “Kilas Balik kontribusi UKMI dalam dakwah kampus”. Kegiatan ini dilaksanakan setelah shalat Isya di mesjid kampus dan melibatkan seluruh kader (Ikhwan dan akhawat). Setelah kajian berakhir, peserta ikhwan melaksanakan kegiatan malam hingga subuh di mesjid, sedangkan akhawatnya pada sebuah pondokan akhawat. Saya dan seorang teman mendapatkan tugas untuk memastikan akhawatnya sampai ke pondokan yang dituju dengan selamat.
Kejadian itu bermula dari sini. Dalam perjalanan, kami melewati sebuah pondokan yang memiliki banyak anjing. Saat perjalanan menuju pondokan kami tidak mengalami hal yang aneh, sehingga kewajiban kami tertunaikan dengan terantarnya para akhawat ke pondokan yang dimaksud.
Sepulang dari sana, kami melewati jalan yang sama. Sambil bediskusi tentang perjalanan awal aktifitas dakwah kampus bermula, sebagaimana diskusi yang berlangsung saat kajian tadi. Namun tidak lama pembicaraan kami terusik dengan gonggongan anjing yang mulai rame dan sangat tidak bersahabat. “Ada apakah gerangan?” dalam hati ku bertanya. Ku lirik ke teman disampingku terlihat wajahnya sedikit bergidik, namun dia berusaha tenang.
Dalam situasi yang mulai memanas, ku berkata padanya “Jangan lari, dibawa tenang saja, Insyaallah tidak akan apa-apa”. Untuk beberapa saat hingga kami melewati rumah tersebut, kondisi masih normal. Baru beberapa meter melewati gerombolan anjing yang menyalak dengan hebatnya, mendadak teman tadi dengan isengnya berlari sehingga memacu adrenalin para anjing untuk mengejar kami. Sontak kukaget sesaat, sambil berteriak “Jangan lari !”. Dengan entengnya teman tadi berlari sambil nyengir. Dalam hati kuberkata “Dasar manusia iseng”. Dalam kondisi kalut, tanpa berfikir panjang kuberlari menyusulinya untuk menyelamatkan diri. Dari pada betis yang tak seberapa ini dilahap anjing, lebih baik diselamatkan dari gigitan anjing yang anarkis dan tak bertanggung jawab. Alhamdulillah teman tadi tersusul, bahkan dia sekarang yang tertinggal karena lariku yang lumayan kencang ditambah kaki yang panjang. Saat itu sempat kuberkata pada teman tadi “antum kurang kerjaan akh”, namun dia malah nyengir.
Baru beberapa meter kumendahuluinya, mendadak dia berbalik arah melawan arus anjing yang beberapa meter dibelakang kami. Dengan takjub kumelihat pemandangan yang sangat monumental, para anjing pun lari terbirit-birit berbalik arah juga dengan suara yang tidak seganas sebelumnya. Bahkan sampai takutnya para anjing itu terhadap manusia yang berbalik mengejarnya, para anjing itu pun berlari dengan arah yang berbeda, padahal awalnya mereka dari rumah yang satu.
Hanya memerlukan waktu yang sesaat kudapat mengendalikan keterkejutan tadi, tidak lama setelah itu saya tersenyum-senyum sendiri dan sampai puncaknya tertawa melihat tingkah teman tadi. Dalam perjalanan pulang ke mesjid, tak putus-putus kami tertawa membahas kejadian yang baru saja kami alami. Kuberkata pada teman tadi “akh, antum kurang kerjaan, tapi ternyata anjing pun lebih takut lagi saat antum berbalik mengejar mereka tadi, mungkin mereka melihat wajah antum yang lebih ganas, sehingga mereka sangat ketakutan dengan berlarinya mereka kearah yang berbeda-beda”. Dia hanya ketawa ngakak.
Sesamapainya kami di mesjid, teman-teman yang lain pada heran melihat kami yang tak putus-putusnya tersenyum-senyum. Kejadian ini hanya beberapa orang saja yang tahu, itupun setelah beberapa hari kejadian itu terjadi kami ceritakan pada mereka.
Sampai saat ini, ketika bertemu dengan teman tadi, maka hal yang pertama teringat adalah malam naas saat dikejar anjing. Sampai saat ini yang belum terjawab adalah, apa kesalahan kami pada anjing-anjing itu hingga begitu dendamnya, apakah kami selalu meremehkannya dengan tidak menyapanya saat kami melewati mereka dengan motor kami. Wallahu’alam.